Gotong Royong sebagai Solusi Persoalan Indonesia
Ditengah gejolak masyarakat yang menolak kenaikan BBM, kita perlu memahami dua kelompok yang setuju dan tidak setuju. Oleh sebab itu perlu kita pahami apa alasan yang dibangun oleh kedua kubu kenapa memilihnya. Namun ditengah hingar bingar penolakan yang terus terjadi, kita perlu kembali pada sebuah konsepsi negara Indonesia yang sebenarnya.
Sebab tanpa pemahaman itu kita akan sulit memahami kebijakan politik yang harus dipunyai oleh pemerintah itu seperti apa. Karena dalam logika yang dibangun pemerintah selama ini hanya meneruskan kebijakan yang tidak menyentuh persoalan mendasar dalam masalah yang sedang terjadi. Alasannya hanya meneruskan kebijakan pemerintah yang telah dilakukan pada masa lalu dan belum ada sebuah revolusi mental sebagaimana yang digembar-gemborkan oleh presiden Joko Widodo pada masa kampanye.
Maka, kini kita sebagai masyarakat harus terus mengawal apa yang akan menjadi kebijakan pemerintah. Jangan sampai kita menjadi penonton saja dan hanya menjadi masyarakat yang apatis dengan kemampuan umpatan. Hal ini yang menjadikan persoalan itu tidak pernah selesai dengan baik dan cenderung ada sebuah kecurigaan antara pemerintah dan masyarakat.
Dalam alam pikiran saya bila tidak ada kerjasama yang baik antara pemerintah dengan yang diperintah itu sama aja dengan bohong. Lihat saja semua kebijakan yang tidak pernah berjalan mulus karena tidak ada saling membantu satu sama lain. Seharusnya pada waktu sekarang, kita sudah semakin dewasa dalam berdemokrasi Pancasila.
Sebagaimana dalam pidato-pidato Soekarno pada masa silam sering mengatakan bahwa dasar negara kita bernama Pancasila. Tapi bila lima sila itu masih terlalu banyak maka dapat diperah menjadi Tri sila. Bila Tri sila masih diperdebatkan maka semua sila yang ada itu dapat diperas menjadi satu yaitu gotong royong. Inilah Indonesia yang sebenarnya sebagaimana penggalian yang dilakukan oleh Soekarno selama masa perjuangnnya.
Namun apalah daya, masyarakat Indonesia semakin kesini menjadi lebih apatis dan telah lupa dengan kawan sendiri sebangsa dan setanah air. Keadaan ini yang dapat kita lihat dengan persoalan sosial yang terus menggurita bangsa Indonesia pada waktu sekarang. Sebab, ini adalah masalah bersama masyarakat Indonesia dan seharusnya diselesaikan ber
sama.
Oleh Fikri Fawaid Filsafat 2012
Posting Komentar